Foto : Pembahasan Nonproliferasi Nuklir dalam simulasi sidang PBB prodi HI FISIP Unsulbar, 15/12/2017. ( Foto : Sumitro )
karakterunsulbar.com – Puluhan negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terlibat perdebatan sengit dalam sidang Nonproliferasi Nuklir dan Perdamaian dunia, Jumat (15/12).
Simulasi sidang PBB untuk merundingkan pembatasan kepemilikan senjata nuklir tersebut digelar program studi (prodi) Hubungan Internasional (HI) FISIP Unsulbar bertempat di aula dapur Mandar, Pamboang, Majene.
Dosen prodi HI, Asma Amin, MA menjelaskan, kegiatan simulasi sidang PBB itu merupakan Short Diplomatic Course (SDC ) sebagai praktikum dua mata kuliah, masing – masing : Negosisasi dan Perundingan serta mata kuliah Teknik dan Strategi Diplomasi.
” Untuk tahun ini, SDC mengambil tema terkait keamanan, di kegiatan ini mahasiswa berlatih, praktek mewakili negara sebagai diplomat,” kata Asma.
Ia mengatakan, SDC Prodi HI kali ini merupakan yang kedua, tahun lalu SDC membahas isu kemanusiaan tentang pengungsi Suriah.
Jalannya simulasi sidang PBB 2017 ini berlangsung seru, 62 mahasiswa HI peserta SDC terlibat debat saat menyampaikan sikap negara yang diwakiliknya dalam hal Nonproliferasi Nuklir.
Puluhan negara PBB yang hadir di simulasi sidang PBB SDC itu antara lain : Republik Islam Iran, Amerika Serikat, Korea Utara, Israel, Irak, Pakistan, India, Rusia, Korea Selatan serta negara lainnya.
SDC pembahasan Nonproliferasi Nuklir tersebut dipandu dosen HI antara lain, Rezky Rahmat Hasanuddin, Andi Ismi serta Atria yang bertindak sebagai notulen.
Sidang simulasi ini semakin menarik, disamping diwarnai perdebatan dalam ruang sidang, mahasiswa sebagai diplomat juga praktek melakukan loby dan negosisasi ke diplomat negara lain di luar arena sidang.
Loby laiknya diplomat itu berlangsung saat break, Istirahat Sholat dan Makan ( ISHOMA ).
Para mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 melanjutkan pembahasan di luar sidang, meyakinkan diplomat negara lain untuk menyepakati gagasan dari negara yang diwakilinya.
” Menjadi seorang diplomat memang harus memiliki banyak kemampuan, mulai dari komunikasi hingga kecakapan meloby dan bernegosiasi, dan paling utama menguasai materi yang dibahas,” kata ketua Prodi HI, Endriady Edi Abidin, MA yang juga hadir di lokasi sidang simulasi.
Kegiatan Mandiri
Ketua panitia SDC 2017, Fatmala Anas mengaku terharu dan bangga atas kesuksesan acara.
Menurutnya, mahasiswa HI menggelar kegiatan praktikum mata kuliah itu secara mandiri, tanpa dana dari pihak kampus.
Ia menjelaskan untuk menggelar SDC, mahasiswa HI sudah menggelar penggalangan dana sejak Oktober, dua bulan sebelum acara.
Mahasiswa mencari biaya praktikum dari menjual pakaian bekas hingga berbagai produk makanan.

” Alhamdullah berkat kerja keras dan kekompakan teman-teman panitia dan mahasiswa HI, kami bisa meyelenggarakan kegiatan ini dengan total dana yang terkumpul kurang lebih Rp 7 juta,” kata Fatmala.
Program Studi HI menyatakan kegiatan SDC merupakan kegiatan rutin bagian dari mata kuliah dan kembali digelar tahun depan dengan tema berbeda. ( RD01)
