Di Acara KPK – Unsulbar, Sekprov Idris Berkisah tentang Lomo’ Mandar, Gula Merah dan Pisang

Di Acara KPK – Unsulbar, Sekprov Idris Berkisah tentang Lomo’ Mandar, Gula Merah dan Pisang

- in Berita, Kampusiana
342
0

Keterangan Foto : Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Muhammad Idris DP (ketiga dari kanan) saat hadir membuka acara Sosilsasi Gratifikasi dan Whistlebwoing System (WBS) di kampus Padha – Padhang, Unsulbar, Tande Timur, Majene, Kamis, 7 September 2023. (Foto Karakter)

karakterunsulbar.com – Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Muhammad Idris DP hadir di kampus Padha – Padhang, Universitas Sulawesi Barat pada acara Sosilsasi Gratifikasi dan Whistlebwoing System (WBS).
Saat membuka acara, Idris menceritakan kisah yang menarik perhatian ratusan peserta, yakni kisah kuliah di zamannya, tentang budaya pemberian barang dari mahasiswa ke dosen, yakni paket dalam satu dus, terdiri atas; Lomoq (minyak kelapa,-) Mandar, Gula Merah dan Pisang.

Mengawali kisahnya, Sekprov Idris menyampaikan kebahagiaan karena pada acara sosialisasi Gratifikasi dan WBS di kampus Unsulbar dengan pemateri dari Komisi Pemberentasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia itu, hadir tiga pihak pemangku kepentingan dalam gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Ketiga pihak itu; unsur Perguruan Tinggi negeri se Sulbar, Unsulbar, UT, STAIN dan Poltekkes. Pihak kedua adalah KPK RI dan pihak ketiga adalah Pemeritah Provinsi Sulbar.

Sekprov Idris menyampaikan untuk memastikan gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi bisa berhasil harus dimulai sejak dini dan dibangun budaya anti korupsi.
Ia menekankan kebiasaan yang berpotensi menjadi budaya yang menumbuhsuburkan korupsi harus dihentikan, misalnya dengan menghindari pemberian yang kecil.
Praktek menghindari pemberian menurutnya, sudah lama berlangsung di sejumlah negara maju.

Lomo’ Mandar ( Minyak Goreng Kelapa Dalam )

Lebih lanjut, Sekprov Idris menguraikan gejala yang terjadi di perguruan tinggi, terjadi “transaksi – transaksi kecil” antara mahasiswa dan dosen, menurutnya yang demikian, jangan sampai sudah termasuk gratifikasi.

” Saya waktu kuliah dulu, dari Mandar, Majene biasanya kita dengan bangga membawa Lomo’ Mandar ( Minyak Goreng Kelapa,-), pada pembimbing kita, saat itu belum dianggap gratifikasi, itu kebanggan kita apalagi dengan pendampingnya, gula merah ditambah lagi dengan Pisang, komplit itu dalam satu dus, tiga serangkai, kita antar ke dosen pembimbing, kita bahagia, dosen juga bahagia, tapi jangan-jangan itulah yang disebut gratifikasi,” kisah Idris disambut meriah para peserta yag memenuhi aula Theater Unsulbar.

Ia mengatakan, niat untuk memberikan ke dosen saat itu tulus, namun jangan sampai dari pemberian seperti itu, justru dapat menyebabkan dosen tidak lagi objektif memberikan nilai.

” Maknanya (kisah,-) itu, bahwa akan selalu ada konflik interest, konflik kepentingan, akan sulit membangun objektifitas bila terjadi gratifikasi, kalau ini gratifikasi berhenti maki,” ungkap Sekprov Idris.

Dengan niat mencegah gratifikasi, Dr. Muhammad Idris DP , akhirnya setelah lulus kuliah dan kemudian berhasil menduduki jabatan penting di pemerintah pusat, di Jakarta dibuat aturan teknis agar tidak terjadi pemberian yang tidak semestinya.

” Dibuatkan aturan, agar semua hati – hati dan tidak boleh menerima gratifikasi, tempat (jabatan,-) saya di Jakarta cukup menggoda (strategis,-), menjadi karena menjadi pembina balai pendidikan kepegawaian,” kata Idris disambut tepuk tangan dosen dan mahasiswa.

Setelah menyampaikan kisahnya saat mahasiswa dan kemudian saat menjadi pejabat, Idris kemudian memberikan motivasi ke mahasiswa.
Menurut Sekprov, generasi muda (mahasiswa) menjadi tumpuan harapan masa depan bangsa dan daerah ini untuk maju dan bebas dari korupsi.

” Dari Perguruan tinggi, kita berharap dari generasi muda akan tumbuh pribadi yang anti korupsi, yang akan mewujudkan Sulawesi Barat sebagai provinsi yang malaqbiq atau yang bermartabat,” urai Sekprov. (RD01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

YSDS Bangun Ekosistem Penelitian, Dosen Unsulbar Dapat Dukungan Riset Genomik

Ket. Foto : Tim YSDS memberikan materi pelatihan