karakterunsulbar.com – Kerjasama yang terbangun antara dosen fakultas Ekonomi Unsulbar dengan warga peranjin Bambu desa Alu, Kabupaten Polewali Mandar terus menunjukkan hasil positif, produk kerajinan Bambu yang dihasilkan makin variatif, dan selalu mendapat perhatian luas di sejumlah even lokal dan regional.
Perhatian pasar terhadap produk kerajinan Bambu hasil karya perajin desa Alu berkolaborasi dengan dosen Fakultas Ekonomi tampak kembali saat even “Celebes Heritage Festival” di stadion Prasamya Mandar, Majene, 11 – 16 Desember 2023.
Stand yang memamerkan produk kerajinan bambu desa Alu ramai dikunjungi warga sejak hari pertama hingga ditutupnya kegiatan seni budaya regional Sulawesi tersebut.
” Alhamdulillah respon masyarakat terhadap produk (kerajinan Bambu,-) makin besar, selama kegiatan di stadion Majene itu, kami menerima sejumlah order,” kata Khadijah, dosen Fakultas Ekonomi Unsulbar yang menjadi ketua program pengabdian mandiri, Rabu, 20/12.
Ia menceritakan, sejumlah produk kerajinan Bambu yang banyak diminati warga itu antara lain; Tumbler Bambu, Tempat Tissu, Tudung Saji (Bosara,-) dan berbagai produk lainnya.
Sebelum tampil pameran di arena Celebes Heritage Festival, tim Pengabdian pimpinan Khadijah bersama dosen Nuraeni juga hadir di Expo Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Unsulbar.
Menurut dosen Khadijah, warga menyampaikan saat berkunjung ke stand, bahwa mereka tertarik terhadap produk kerajinan Bambu Alu karena bentuknya yang unik dan kekinian.
” Tangan – tangan terampil serta dedikasi para perajin merupakan faktor utama sehingga inovasi produk dapat terus kita lakukan, kami para dosen dibantu mahasiswa juga terus mencari bentuk yang lebih menarik,” tambah Khadijah.
Pengabdian Mandiri
lebih lanjut, Khadijah membeberkan bahwa program Pengabdian Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsulbar (Sitti Hadijah dan Nuraeni) sudah berlangsung sejak tahun 2019 di desa Alu .
“Sampai sekarang tahun 2023 sudah memasuki tahapan sustainable, dengan mengusung tema Produk Bambu Desa Alu Sentuhan Desa Kualitas Impor,” katanya.
Ia menjelaskan, sustainable kegiatan pengabdian tahun ini dilaksanakan secara mandiri dengan fokus kepada para pengrajin desa bambu Alu, harapan tim dosen Fakultas Ekonomi, kerajinan bambu yang terus berinovasi ini akan menumbuhkembangkan ekonomi warga desa.
Mengutip buku Antara: Antisipasi Bencana dengan Huntara oleh Arip Pauzi Rahman, dkk (2020), keuntungan menggunakan bambu untuk kerajinan tangan yang pertama yakni harganya cukup terjangkau jika dibandingkan material lain seperti kayu.
Kemudian, Bambu memiliki bobot yang ringan, memberikan kesan natural, kuat dan kokoh, materialnya dinamis lentur, serta dapat dibentuk dengan mudah. (RD01)