Oleh: Muhammad Fatanah
KAU PUISI
Senyummu,
adalah setumpuk aksara yang hendak kualirkan
corong kegelisahan yang memaksa
agar engkau sempurna pada bait coretanku
Mungkinkah kurajut kalimat
sedang keakuanku adalah keindahanmu yang mutlak?
Kekasih,
Sering aku bersimpuh pada kata-kata
sekedar memberi tahu bahwa melukiskanmu
adalah hal tersulit pada sajakku
aku membentang puisi memuja pagi
syairnya indah sebelum surya meniadakanku
