Foto: Johanes Donio P. Ohei saat mengikuti PKKMB di Fisip.
Karakterunsulbar.com- Tahun ini, Mahasiswa Baru (maba) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) tidak hanya datang dari berbagai daerah Sulawesi, tapi juga dari luar pulau.
Salah satunya Johanes Donio P.Ohei (Ilmu Hukum, 2019) yang berasal dari Sentani, Jayapura.
Saat ditemui oleh jurnalis karakterunsulbar.com, ia mengungkapkan, awalnya tidak terpikirkan akan kuliah di tempat yang jauh dari kampung halamnnya tersebut.
Namun, berkat nasihat orang tuanya, ia memilih Unsulbar lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi).
“Mama bilang ada kampus Unsulbar di kota pendidikan Majene,” katanya dengan dialek khas Papua.
Diketahui, Johanes terlahir dari pasangan Harly A.P.Y Ohei, SH.,MH, seorang kepala suku Sintani dengan Afni Corina yang memiliki darah Mandar.
Ia mengaku kebingungan saat pertama kali menginjakkan kaki di Sulbar seorang diri, hanya dituntun via telepon oleh sang ibu untuk menuju Polewali Mandar (Polman).
Namun ia bersyukur bisa sampai dengan selamat dan bisa mengikuti PKKMB meski jauh dari orang tuanya.
Ia menjelaskan, teman sesama mahasiswa baru dan senior menerimanya dengan baik, dan tidak mendapatkan perlakuan yang kasar atau pun rasisme.
Meski ia mengaku turut sakit hati mendengar ungkapan rasis terhadap masyarakat Papua yang terjadi pada 16 Agustus lalu di Surabaya oleh oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dengan berfikir positif, ia akan belajar dengan baik dan merubah pemikiran orang lain tentang masyarakat Papua.
“Kita orang Papua keluar bukan untuk mericuh, tapi untuk belajar. Papua itu tempat yang damai,” jelasnya.
Karena itu, keluarganya selalu berpesan untuk membuktikan bahwa masyarakat Papua juga bisa mengenyam pendidikan yang tinggi.
Pendapat Johanes Tentang Sulbar
Saat ini, Johanes tinggal di Wonomulyo, Polman. Dan harus bolak-balik untuk kegiatan kampus sebagai maba di Unsulbar, Majene.
Sampai sekarang, ia hanya sempat mengunjungi salah satu tempat wisata yaitu pantai Dato’ Majene. Itu pun dikarenakan kegiatan PKKMB yang dirangkaikan dengan penanaman Mangrove.
Menurutnya, pantai Dato’ memiliki keindahan yang tidak kalah dengan pantai di Jayapura. Dengan air yang jernih dan batu karang indah, menjadikannya tempat yang bagus untuk berfoto.
Ia bahkan menngungkapkan, jika nanti mendapat kunjungan dari teman se kampungnya akan diajak ke tempat wisata tersebut.
Ditanya terkait makanan khas Mandar, ia menceritakan bahwa sang ibu sering membuatkan Onde-onde untuknya di Jayapura. Makanan khas Mandar yang terbuat dari tepung ketan dengan balutan kelapa parut serta isian gula merah.
Ia mengatakan, ingin mencicipi makanan khas Mandar yakni Pupuq jika berkesempatan nanti.