Keterangan foto: Kepala Pusat Penjaminan Mutu Unsulbar, Irfan Palolloi saat menyampaikan materi dihadapan mahasiswa. (foto karakter)
karakterunsulbar.com – Universitas Sulawesi Barat kembali menggelar diseminasi atau sosialisasi informasi terkait bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi), Jumat 13 September 2019.
Diseminasi dilangsungkan di Aula Masjid Ilaikal Mashir yang terletak di Lingkungan Pasangrahan, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae Timur, Majene. Kegiatan ini diikuti 1.400 calon mahasiswa penerima Bidikmisi Unsulbar 2019.
Para calon mahasiswa penerima bidikmisi ini diberikan materi seputar bidikmisi, diantaranya, kebijakan umum, kebijakan penerima bidikmisi yang meliputi kewajiban hak dan persyaratan, kebijakan keuangan bidikmisi, data dan statistik penerima Bidikmisi Unsulbar.
Mahasiswa juga diberi materi terkait peran mahasiswa penerima bidikmisi dalam percepatan akreditasi kampus yang dibawakan langsung oleh Kepala Pusat Penjaminan Mutu Unsulbar, Irfan Palolloi.
Dalam materinya ia menyampaikan, mahasiswa utamanya penerima bidikmisi memiliki peran penting dalam percepatan akreditasi baik jurusan maupun kampus.
Sebab di Unsulbar sendiri, hampir sebagian besar mahasiswanya merupakan penerima bidikmisi, yang otomatis harus menjaga dan mempertahankan prestasi akademik dan nonakademik.
“Jadi, penerima bidikmisi itu harus bisa pertahankan nilai bagus dan selesai tepat waktu,” ujar Irfan dihadapan ribuan mahasiswa baru 2019.
Menurutnya, peningkatan prestasi akademik dan nonakademik mahasiswa inilah yang menjadi salah satu indikator percepatan akreditasi jurusan maupun kampus.
Prestasi mahasiswa dipercaya dapat menunjukkan kualitas suatu kampus yang meliputi tenaga pendidik dan kependidikan, fasilitas serta sistem kebijakan kampus.
Untuk itu, mahasiswa penerima bidikmisi dituntut belajar keras untuk mempertahankan itu semua (presetasinya).
Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Muslimin mengatakan, kuota awal penerima bidikmisi untuk tahun 2019 sebanyak 1.172 mahasiswa.
“Harapaan kita masih ada kuota tambahan, mudah-mudahan setelah kuliah umum (Sabtu 14 September) yang akan dibawakan langsung oleh Belmawa Kemenristekdikti,” ucap Muslimin.

Jumlah ini diperkirakan akan bertambah setelah Kementerian Ristek dan Teknologi (Kemenristekdikti) menyetujui pengajuan penambahan kuota yang diusulkan oleh Unsulbar, dalam hal ini Rektor Akhsan Djalaluddin.
Sebagaimana yang diketahui, bantuan bidikmisi ini diperuntukkan untuk mahasiswa yang kurang mampu namun memiliki prestasi dan rekam jejak akademik yang baik sesuai persyaratan penerima bidikmisi.
Oleh karena itu, Unsulbar tidak main-main dalam memperjuangkan kuota tambahan agar menyeluruh kepada mahasiswa dengan tetap memperhatikan sasaran aspek penilaian bagi calon penerima.
Jika ditinjau tahun sebelumnya, kuota bidikmisi tahun 2017 sebanyak 601, sedangkan tahun 2018 sebanyak 427 diluar jumlah kuota penambahan.
Kemudian tahun ini (2019), kuota naik menjadi 1.172. Angka ini juga merupakan kuota awal penerima.
Muslimin berharap, Kemenristekdikti menyetujui pengajuan penambahan kuota bidikmisi dengan mempertimbangkan kondisi geografis Sulawesi Barat yang masuk dalam kategori provinsi 3T yakni Tertinggal, Terdepan dan Terluar.
“Mudah-mudahan pihak kementerian mau menyetujui, sehingga banyak mahasiswa yang tidak mampu dapat terbantu dengan bidikmisi,” terangnya. (MS)
