Ikhtiar Dosen Unsulbar Agar Nanas Pamboang Legendaris Kembali Berjaya

Ikhtiar Dosen Unsulbar Agar Nanas Pamboang Legendaris Kembali Berjaya

- in Berita, Kabar Kampus
1301
0

Foto :  Ilustrasi petani buah nanas (Future Publishing via Getty Images)  (Sumber : https://www.cnbcindonesia.com)

karakterunsulbar.com – Buah Nanas lokal Pamboang sejak dulu terkenal karena rasanya yang khas, buah ini bahkan telah melegenda sebagai bagian dari kekayaan budaya Mandar, Sulbar.

Kendati memiliki posisi penting di tengah masyarakat, produksi Buah Nanas Pamboang justru makin menurun, luas lahan pertanian juga menyusut.
Dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan  (Faperatahut ) Unsulbar melakukan riset untuk ikut mengembalikan kejayaan buah Nanas lokal tersebut ditengah serbuan buah impor.

Di Lagu Mandar yang berjudul “Pasurugai Salili” ciptaan Syaiful Sinrang, dikisahkan seorang perantau yang baru saja kembali ke tanah Mandar, Sulbar.
Di salah satu bagian dari lagu yang melegenda itu, sang perantau itu mengaku, buah khas Mandar serta panganan tradisional Mandar membuat kerinduan kampung halaman menjadi semakin membesar, berlipat – lipat.

Di bait Lagu itu, disebut sejumlah buah dan panganan khas Mandar, mulai, Golla Kambu ( Polman ), Durian dari Binuang ( Polman ), Nanas dari Pamboang ( Majene ), Langsat Bambang dari Tande ( Majene ) serta lainnya.

Penyebutan buah Nanas Pamboang dalam lagu tersebut disebut sebagai penanda bahwa buah yang disebut juga Anenas comosus, sudah lama menjadi buah unggulan dari Mandar, Sulawesi Barat.

Kemunduran

Dosen Faperatahut  Unsulbar, Ihsan Arham, M.Si kepada Karakter, Sabtu, 20/07/2024, menjelaskan, kisah dalam lagu itu menegaskan bahwa Nanas Pamboang memang sudah sejak lama merupakan buah unggulan .
Kini keunggulan rasa buah Nanas Pamboang, kata Ikhsan telah terkonfirmasi secara ilmiah.

“Varietas ini ( Nanas Pamboang,-), telah dinobatkan sebagai varietas Nanas terbaik kedua di Indonesia oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropik Kementerian Pertanian RI,” ungkap Ihsan.

Ia menjelaskan, bila di satu sisi, status Nanas Pamboang sudah diakui negara sebagai salah satu buah terbaik, kondisi paradoks justru terjadi di lapangan, komoditi Nanas Pamboang saat ini jusru mengalami kemunduran, baik dari sisi luasan lahan perkebunan Nanas yang menyusut, beralih fungsi, serta jumlah petani pengembang komoditi yang berkurang.
Potensi ancaman lainnya yakni serbuan buah impor.

Menurut Ihsan, perlu dilakukan berbagai upaya serius untuk mengembalikan kejayaan buah Nanas Pamboang.
Ia mengatakan jumlah penduduk semakin bertambah, sehingga seharusnya menjadi pangsa pasar yang potensial untuk buah Nanas Pamboang.

” Kami para dosen dari kampus Unsulbar kini bergerak, melalukan riset dalam upaya ikut melestarikan, mengembangkan Nanas Pamboang, kembali berjaya, menjadi buah unggulan,” tambah Ihsan.

Riset Pelestarian

Terkait dengan upaya pelestarian dan pengembangan Nanas Pamboang, Dosen dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Unsulbar menggelar diskusi kelompok terarah (FGD) dengan tema Pelestarian Komoditi Nanas Lokal Pamboang di aula kantor desa Betteng, Kecamatan Pamboang, Majene pada Kamis, 18/7/2024.

Selain para dosen, acara itu juga dihadiri petani pengembang komoditi nanas, tokoh masyarakat, pemuda, serta pemerintah desa Betteng.

Koordinator program studi Agroekoteknologi Fapertahut Unsulbar, Nurmaranti Alim, M.Si saat pembukaan FGD mengungkapkan, pencapaian visi program studi adalah memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pertanian yang produktif, sehat dan arif terhadap lingkungan berdasarkan integrasi kajian keilmuan dan budaya lokal.

Dosen yang akrab disapa Ranti tersebut menuturkan bahwa fokus utama program studi agroekoteknologi Unsulbar adalah mengembangkan pertanian melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan kearifan lokal serta pembangunan berkelanjutan.

Khusus untuk buah Nanas, program studi Agroekoteknologi memberi atensi tersendiri karena buah itu sudah lama menjadi buah unggulan di Sulbar namun kondisi saat ini mengkhawatirkan, sehingga untuk mengembalikan kejayaan buah Nanas, dosen akan melakukan serangkaian riset.

“Mulai dari aspek budidaya tanaman, kesuburan tanah, hama penyakit, teknologi, dan berbagai aspek penting lainnya akan diteliti dan dikembangkan untuk komoditi nanas lokal ini,” sambung Nurmaranti.

Tim peneliti Nanas Lokal Pamboang Unsulbar terdiri delapan orang dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan diantaranya, Asia Arifin, M.Si.; Dr. Niken Nur Kasim, Ihsan Arham, M.Si.; Ilham, M.P.; Irlan, M.Si.; Muh. Fahyu Sanjaya, M.P.; Nurmaranti Alim, M.Si.; dan Sri Sukmawati Djafar, M.P.

Apresiasi Desa

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt)  Kepala Desa Betteng, Harun Hadaming, menyambut baik kegiatan para dosen Unsulbar. Menurutnya, sudah seharusnya perguruan tinggi dan pemerintah desa bekerja sama untuk mengembangkan potensi desa.

“Tanaman nanas yang ada di sini ini telah bersertifikat dan memiliki karakter khas, dan ciri-ciri khusus. Jadi, akan bagus memang kalau banyak penelitian dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat desa Betteng.” Ungkap Harun Hadaming. (RD01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Dekan Ekonomi Unsulbar Raih Guru Besar, Aktif Mengembangkan Bisnis Digital

karakterunsulbar.com – Dekan Fakultas Ekonomi Unsulbar, Prof. Enny