Foto: Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik
Karakterunsulbar.com- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) angkat bicara terkait Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) Sulastini (Ilmu Politik, 2018) yang dicabut semester genap lalu.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Bidikmisi Sulastini dicabut lantaran ia tak mengikuti perkuliahan, beberapa ujian tengah dan akhir pada semester ganjil Tahun Akademik 2018-2019.
Hal tersebut dikarenakan ia harus menjalani proses pemulihan setelah operasi penyakit saraf yang dideritanya sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Rumah Sakit DR. Wahidin Sudiruhusodo, Makasar, Sulawesi Selatan, selama kurang lebih satu bulan. (08/09/2019)
Dikonfirmasi kepada pihak fakultas, Asdar selaku staf Fisip menjelaskan, fakultas tidak menerima surat keterangan sakit yang menurut Sulastini telah dititipkan lewat seniornya.
“Tidak ada surat keterangan apapun, jadi kita tidak tahu kabar tentang operasinya,” jelasnya saat ditemui langsung oleh jurnalis karakterunsulbar.com. (09/09/2019)
Akibatnya, Bidikmisi mahasiswi asal Taukong, Kecamatan Malunda itu dicabut lantaran hanya memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 2.25. Sedangkan standar IPK untuk mendapatkan Bidikmisi yakni minimal 2.75.
Ia juga menjelaskan, keterlambatan Sulastini meminta perbaikan nilai menyulitkan pihak fakultas melapor pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) Direkrotat Jenderal Pendidikan Tinggi mengingat pengimputan nilai telah berakhir.
“Penggantian mahasiswa Bidikmisi dan pengimputan nilai sudah berakhir, tapi dia baru datang melapor,” jelasnya.
Dihubungi karakterunsulbar.com, Sulastini menjelaskan alasan keterlambatannya melapor karena tidak mendapat konfirmasi pencabutan Bidikmisinya.
“Teman-teman sudah cair Bidikmisinya tapi saya belum, jadi saya melapor, tapi ternyata sudah dicabut,” terangnya.
Saat ini, Sulastini dalam proses pemulihan setelah melakukan pemeriksaan dengan Dokter saraf, dan harus menjalani pemeriksaan rutin demi kesembuhannya.
Dikonfirmasi kepada Dekan FISIP, Dr. Burhanuddin mengaku tidak tahu menahu terkait masalah tersebut.
“Waktu itu saya berada di luar kota,” jelasnya saat ditemui di tempat yang sama oleh jurnalis karakterunsulbar.com. (09/09)