karakterunsulbar.com – Penelitian Genomik terhadap makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuhan memiliki posisi yang sangat penting.
Melalui riset Genomik, akan tersedia katalog data gen mahkluk hidup yang berguna dalam berbagai kebutuhan, misalnya untuk menghadapi tantangan global berupa kepunahan biodiversitas dan perubahan iklim.
Mendapat motivasi melakukan riset genomik, dosen dan mahasiswa Unsulbar mengaku terinspirasi.
Urgensi riset Genomik itu merupakan salah satu pesan yang disampaikan Erlina VF. Ratu, pembina Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS) saat menyampaikan materi pada Workshop Penulisan Artikel Ilmiah Populer LPP Karakter Unsulbar, Rabu, 29 Mei 2024.
Memberi materi langsung dari Jepang melalui zoom, Erlina yang merupakan magister bidang Biomedik dari Universitas Indonesia menyampaikan, bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan keragaman hayati, flora dan fauna.
Riset Genomik menjadi hal yang sangat penting untuk tersedianya katalog data gen.
Tantangan dan Peluang Penelitian
Intensitasnya pada riset bidang tersebut berawal saat Erlina mengambil kuliah di Biomedik di tahun 1995.
Dalam semangatnya melakukan riset, Erlina kala itu menghadapi kesulitan yakni kurangnya dukungan dana.
Ditengah hambatan tersebut, Erlina terus berusaha dan hingga akhirnya berhasil mendapatkan dana penelitian dari badan dunia PBB, Unesco.
Erlina yang lahir di Waingapu, Nusa Tenggara Timur mengungkapkan, bahwa ketersediaan dana hingga saat ini masih menjadi kesulitan yang dihadapi peneliti,
” Padahal peneliti Indonesia itu memiliki banyak ide peneliti sangat bagus tidak kalah dengan peneliti luar negeri, namun masih terhambat dana untuk menyiapkan bahan habis pakai, alat – alat laboratorium hingga dana pengambilan sampel yang tentu sangat krusial,” ungkap Erlina.
Selain mengungkapkan tantangan penelitian, Erlina menyampaikan harapan sekaligus motivasi agar para dosen dan mahasiswa tetap bersemangat dalam melalukan penelitian.
Ia mencontohkan, bahwa lembaga yayasan yang dibinanya akan terus memberi dukungan dalam penelitian genomik.
” Kami dapat dana hibah dari Bank Panin yang tujuannya untuk mempercepat penelitian Genomik di Indonesia, makanya kami ingin tiap perwakikan (universitas,-) di tiap provinsi memiliki penelitian Genomik sehingga keragaman hayati, kesehatan, pertanian, lingkungan masing – masing daerah hidup dapat tersedia,” jelas alumnus fakultas Biologi UGM pada tahun 1985.
Dalam pemaparannya yang diikuti antusias ratusan peserta workshop, dosen dan mahasiswa itu, Erlina meyakinkan bahwa peneliti Indonesia adalah peneliti hebat, punya ide dan kapasitas periset yang mumpuni.
” Pernah saya bawa peneliti ke Thailand, dilakukan test, peneliti kita semua masuk 3 besar,” kenang Erlina.
Terinspirasi
Pemaparan Erlina yang juga disiarkan secara langsung Panitia LPP Karakter melalui kanal youtube menjadi inspirasi bagi para dosen dan mahasiswa untuk terus melakukan penelitian di masing – masing bidang sesuai latar belakang keilmuan.
Dr. Rahmaniah misalnya, dosen Pertanian Unsulbar menjadi peserta Workshop mengungkapkan bahwa penjelasan Erlina sangat menarik, menginspirasi dirinya sebagai dosen yang selalu bersemangat untuk terus melakukan riset.
” Penelitian merupakan ruh dari status kita sebagai dosen, penyampaian bu Erlina yang saya tonton kembali di Youtube sangat bagus, memberi motivasi untuk terus melakukan riset,” kata doktor yang konsen meneliti Kakao.
Dosen Unsulbar lainnya yang menjadi peserta workshop, drh. Deka Uli Fachrodi juga mengaku sangat tertarik dengan penjelasan Erlina.
Dokter hewan ini menyatakan, materi tentang riset Genomik khususnya tentang Fauna bermanfaat bagi dirinya dan mahasiswa yang ia didik di Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan).
” Kita sepakat dengan penjelasan bu Erlina, ada banyak keragaman hayati, flora dan fauna di indonesia, yang idealnya kita punya data base Gen atas keragaman itu, saya mengapresiasi kiprah ibu Erlina dan yayasan atas perhatiannya ke dunia riset,” kata drh. Deka yang juga alumni Universitas Airlangga, Surabaya.
Senada dengan dosen, para mahasiswa yang menguti workshop baik secara langsung maupun zoom mengatakan materi para narasumber menarik dan bermanfaat.
” Saya tertarik dengan kisah perjuangan beliau, awalnya menghadapi kesulitan dalam penelitian, kemudian sukses dan saat ini menjadi penyokong kegiatan penelitian,” kata Fhenti, mahasiswa Unsulbar angkatan 2023.
Yayasan Satria Budi Dharma Setia tempat Erlina VF Ratu menjadi pembina ketua merupakan lembaga yang berdiri sejak 2016 dengan beralamat di Tangerang, Banten.
di websitenya, https://www.dharma.or.id/, yayasan tersebut saat ini bergerak di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Lingkungan. (RD01)