Civitas Akademika Perikanan Unsulbar Terus Aktif Penguatan Literasi Ekonomi Biru

Civitas Akademika Perikanan Unsulbar Terus Aktif Penguatan Literasi Ekonomi Biru

- in Berita, Kampusiana
125
0

Aksi Bersih Pantai Civitas Akademika Perikanan Unsulbar bersama komunitas masyarakat peduli lingkungan, para siswa dan instansi pemerintah kabupaten Majene, 27 April 2025. (Foto : Dok Panitia Perikanan)

karakterunsulbar.com – Sejalan dengan program Kampus Berdampak Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Diktisaintek), civitas akademika Perikanan Unsulbar terus aktif dalam gerakan penguatan literasi ekonomi biru.
Program penguatan literasi Perikanan Unsulbar itu berlangsung di dalam dan luar kampus.

Dosen Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Unsulbar, Zulfathri Randhi M.Si dalam releasenya ke redaksi karakterunsulbar.com, Sabtu, 3/5 menjelaskan, penguatan literasi ekonomi biru menjadi perhatian di  Perikanan untuk meningkatkan pemahaman pentingnya Ekonomi Biru yang sudah menjadi atensi global.

Menurutnya Ekonomi biru adalah konsep yang mengacu pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga kesehatan ekosistem laut.

” Berbagai kegiatan untuk peningkatan literasi ekonomi biru itu, mulai dari riset oleh dosen dan mahasiswa hingga kegiatan pengabdian pelestarian lingkungan bahari berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat,” kata Zulfathri.

Dalam riset, sejumlah dosen dan mahasiswa khususnya yang tengah menyusun skripsi, intens meneliti tentang isu pelestarian lingkungan.

” Untuk pengabdian, belum lama ini kami menggelar Aksi Bersih Pantai di kawasan Pantai Barane, Majene. Itu terkait dengan upaya kita menjaga kesehatan ekosistem laut,” tambahnya.

Dalam rangkaian kegiatan peduli lingkungan juga dilaksanakan praktikum lapangan mahasiswa Perikanan dari tiga program studi — Akuakultur, Perikanan Tangkap, dan Sumber Daya Akuatik.
Praktikum berlangsung selama 24 jam di kawasan Pantai Barane.

Praktikum ini menjadi bagian dari penguatan kompetensi mahasiswa dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan memberikan pemahaman langsung tentang tantangan nyata yang dihadapi ekosistem pantai.

Pantai Barane, yang dikenal sebagai habitat penting untuk penetasan telur penyu, kini menghadapi ancaman serius akibat akumulasi sampah plastik dan limbah organik. Melalui kegiatan ini, para peserta berupaya memulihkan kondisi pantai yang menjadi zona vital bagi keberlangsungan hidup penyu dan keanekaragaman hayati laut.

Aksi Bersih Pantai

Dalam Aksi bersih pantai yang juga merupakan rangkaian peringatan hari Bumi 2025, diikuti ratusan orang terdiri atas para dosen dan mahasiswa Perikanan Unsulbar.
Disamping itu, aksi peduli lingkungan yang berlangsung 27 April 2025 itu juga diikuti para siswa sekolah menengah di Majene, instansi pemerintah dan komunitas masyarakat  lokal Kobar Lestari.

Zulfathri yang juga merupakan ketua panitia Gerakan Aksi Bersih Pantai 2025 menjelaskan, Wakil Bupati Majene Dr. Hj. Andi Ritamariani Basharoe memberi apresiasi, aksi peduli lingkungan Perikanan Unsulbar itu disebut sejalan dengan program Pemkab, yakni “Majene Mapaccing”.

Selain pembersihan pantai dari sampah, Gerakan Peduli Lingkungan yang juga didukung Didukung Himpunan Mahasiswa Perikanan (HIMAPRI) Fapetkan Unsulbar itu juga diisi dengan pemaparan materi tentang pemanfaatan sampah menjadi ecobrick oleh dosen perikanan Muhammad Nur Ihsan, M.Si.

Aksi peduli lingkungan saat itu juga diisi dengan demonstrasi pemilahan sampah, pengumpulan data dengan berbasis metode lembar kerja sampling sampah dari panduan bersih pantai yang dikeluarkan oleh Divers Clean Action dan BRIN.

Kampus Berdampak

Dalam lima poin perilaku program Pendidikan Berdampak Kemendiktisaintek 2025, terdapat sejumlah poin yang secara khusus menyebutkan isu menyangkut peran aktif kampus dalam pelestarian lingkungan, antara lain Riset dan Invovasi yang harus mampu menjawab masalah nyata diantaranya dengan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Poin lainnya yakni, ilmu pengetahuan atau sains harus menjadi solusi sosial-ekologis.
Ilmu bukan hanya milik laboratorium. Ia harus hadir dalam kebijakan publik, dalam keputusan desa, dalam keseharian warga. (Rls/RD01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Inisiatif Lahirkan Inspirasi, Driver Ojol Perbaiki Jalan Rusak Ke Kampus

Driver Ojol kerja bakti memperbaiki salah satu titik